Pages

Ads 468x60px

Kamis, 21 Oktober 2010

Prediksi Penyakit Ginjal Kronis dengan Tes Darah Sederhana

Mengukur tiga penanda biologis pada satu sampel darah bisa meningkatkan kemampuan para dokter untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko tinggi mengembangkan penyakit ginjal kronis, menurut penelitian baru.

Tes Darah Bantu Prediksi Penyakit Ginjal Kronis

"Penemuan kami mengidentifikasi penanda biologis yang dapat meningkatkan prediksi resiko penyakit ginjal kronis," tutur Caroline S. Fox, MD, MPH dari the National Heart, Lung, and Blood Institute's Framingham Heart Study, Framingham, Massachusetts.

Studi tersebut mengikutsertakan lebih dari 2.300 partisipan pada Framingham Offspring Study yang merupakan studi lanjutan jangka panjang terhadap faktor-faktor resikopenyakit jantung serta akibat-akibatnya. Semua partisipan memiliki fungsi ginjal normal ketika darah mereka dites pada tahun 1995 hingga 1998. Rata-rata 9,5 tahun kemudian, sembilan persen para pasien sudah mengembangkan penyakit ginjal kronis (PGK). Delapan persen lainnya memiliki kadar protein tinggi dalam urin (macroalbuminuria) dalam tes lanjutan. Hal tersebut merupakan tanda penurunan fungsi ginjal.

Sampel darah yang disimpan dari tahun 1995 hingga 1998 dites unutuk melihat jika enam penanda biologis berbeda bisa memprediksi pasien-pasien mana yang sangat cenderung mengembangkan PGK. Kombinasi tiga penanda biologis secara signifikan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi para pasien yang beresiko tinggi terhadap PGK, termasuk homosistein yang merupakan penanda resiko aterosklirosis, dan aldosteronyang merupakan suatu hormon yang mempengaruhi penanganan garam oleh ginjal. Dua penanda biologis yang sama tersebut juga memprediksi resiko makroalbuminuria sebagaimana peptida natriuretik tipe B yang merupakan indikator kerusakan jantung pada para pasien gagal jantung.

Menambahkan hasil penanda biologis pada faktor-faktor resiko standar seperti tekanan darah tinggi dan diabetes akan menambah tujuh persen angka pasien-pasien yang diklasifikasikan beresiko tinggi terhadap PGK.

"Penyakit Ginjal Kronis mempengaruhi 13 persen populasi orang dewasa di A.S. dan merupakan faktor resiko penting bagi penyakit kardiovaskuler," ujar Ibu Fox. "Sulit untuk mengidentifikasi abnormalitas awal dengan serum kreatinin yang merupakan pengukuran sangat umum untuk menilai fungsi ginjal."

Dengan pengujian lanjutan, penanda-penanda biologis ini dapat meningkatkan perkiraan resiko PGK. Lagi pula, sifat dari ketiga penanda biologis tersebut bisa menyediakan petunjuk-petunjuk penting tentang bagaimana PGK berkembang. Studi lanjutan diperlukan untuk melihat apakah perawatan yang mereduksi tingkat homosistein atau menargetkan proses-proses yang melibatkan aldosteron dan peptida natriuretik tipe B bisa mereduksi resiko jangka panjang PGK.

Penelitian tersebut terbatas pada partisipan keturunan Eropa, oleh sebab itu penelitian lebih luas diperlukan untuk melihat apakah hasilnya bisa digeneralisir ke populasi multietnis.

0 komentar:

Posting Komentar