Nanopartikel yang menyamar menjadi sel darah merah mampu menghindari sistem kekebalan tubuh. Hasilnya, pengiriman obat melawan kanker bisa langsung ke tumor.
Ilmuwan University of California, Davis, (UCSD) mengembangkan metode yang melibatkan pengambilan membran sel darah merah dan membungkusnya layaknya jubah kamuflase di sekeliling nanopartikel biodegradable polymer yang berisi campuran obat molekul kecil.
Mampu mengirim banyak obat dari satu nanopartikel merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, sel kanker bisa menjadi kebal pada obat yang dikirim secara individu.
Peneliti mengatakan, ‘kendaraan obat’ semacam ini bisa hidup dan bersirkulasi dalam tubuh selama waktu yang diinginkan tanpa diserang sistem kekebalan tubuh.
Sel darah merah, hidup dalam tubuh selama 180 hari dan bisa menjadi ‘kendaraan pengirim sirkulasi alami,’ papar kandidat rekayasa bio dan penulis studi ini, Che-Ming Hu.
Ilmuwan telah lama memiliki sistem pengiriman obat yang mampu meniru perilaku alami tubuh agar lebih efektif mengirim obat.
"Metode ini menjadi metode pertama yang memadukan membran sel alami dengan nanopartikel sintetis untuk pengiriman obat," ujar professor rekayasa nano UCSD sekaligus pemimpin studi, Liangfang Zhang.
Nanopartikel ini menjadi platform yang memiliki risiko kecil pada respon sistem kekebalan.
Mampu mengirim banyak obat dari satu nanopartikel merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, sel kanker bisa menjadi kebal pada obat yang dikirim secara individu.
Peneliti mengatakan, ‘kendaraan obat’ semacam ini bisa hidup dan bersirkulasi dalam tubuh selama waktu yang diinginkan tanpa diserang sistem kekebalan tubuh.
Sel darah merah, hidup dalam tubuh selama 180 hari dan bisa menjadi ‘kendaraan pengirim sirkulasi alami,’ papar kandidat rekayasa bio dan penulis studi ini, Che-Ming Hu.
Ilmuwan telah lama memiliki sistem pengiriman obat yang mampu meniru perilaku alami tubuh agar lebih efektif mengirim obat.
"Metode ini menjadi metode pertama yang memadukan membran sel alami dengan nanopartikel sintetis untuk pengiriman obat," ujar professor rekayasa nano UCSD sekaligus pemimpin studi, Liangfang Zhang.
Nanopartikel ini menjadi platform yang memiliki risiko kecil pada respon sistem kekebalan.
0 komentar:
Posting Komentar