Pages

Ads 468x60px

Senin, 01 Februari 2010

Laporan Dari Planetarium



Pada malam yang cerah bisa diamati aneka benda langit. Taburan bintang, bulan, planet, kadang penjelajah kecil di tata surya semisal meteor dan komet. Dengan teleskop dapat dilihat lebih banyak bintang, kawah di bulan, satelit planet, dan penjelajah kecil lain yaitu asteroid. Tentang bintang kalau diamati ternyata susunannya tak berubah. Karenanya dibuatlah peta langit yang tersusun atas 88 rasi bintang atau konstelasi dan 12 diantaranya Zodiak.
Sambil menikmati terbit terbenamnya benda langit pada malam hari, yang sebenarnya akibat rotasi bumi - kita dapat berharap melihat meteor walau kebanyakan sangat redup dilihat mata bugil. Julukannya bintang jatuh. Meteor berasal dari materi antar planet berukuran kecil maupun besar. Kadang materi ini jatuh ke bumi. Saat masuk atmosfer, bergesekan dengan atmosfer, panas dan terbakar. Kebanyakan meteor habis terbakar, kadang tidak habis sedemikian sehingga jatuh ke bumi. Sisa meteor ini disebut meteorit. Salah satunya adalah meteorit Tambak Watu yang jatuh di Pasuruan Jawa Timur yang kini disimpan di Planetarium Jakarta.
Kadang tampak pula komet walau sangat jarang. Sesungguhnya dia berasal dari pinggir Tata Surya. Awalnya bongkah salju kotor aneka unsur. Ukurannya pun hanya sampai beberapa kilometer. Terbentuknya ekor pada komet sebenarnya akibat adanya kombinasi tekanan radiasi dan lontaran angin matahari. Keberadaan komet bisa juga menyebabkan terjadinya hujan meteor.
Saat matahari terbit, langit memerah dan kemudian menjadi biru cemerlang dan benda langit lain pun hilang. Sebenarnya ini karena adanya atmosfer yang menghamburkan cahayanya. Matahari adalah kepala keluarga tata surya sekaligus bintang terdekat berjarak sekitar 150 juta km. Sekitar 1.300.000 bumi dapat masuk ketubuhnya. Ibarat lampu raksasa dengan daya 400 trilyun watt, sungguh besar peran matahari sebagai pemasok energi di bumi. Permukaannya sering dihiasi bintik hitam (sunspot) yang sekaligus menunjukkan gerak rotasinya. Dia bisa memancarkan cahaya karena dipercaya dipusatnya terdapat pembangkitan energi nuklir yang luar biasa besar.
Hal yang menarik bahwa ternyata matahari senantiasa bergeser ke timur relatif terhadap latar belakang bintang. Fenomena ini sudah disadari sejak ribuan tahun lalu. Menengok fenomena ini lebih mudah bila bumi tidak beratmosfer. Sekaligus disini kita mengenal perbedaan panjang hari yang berpedoman bintang (hari sideris) dengan yang berpatokan matahari (hari surya). Jejak pergeseran matahari ke timur ini disebut ekliptika. Matahari butuh waktu satu tahun untuk melakukan 1 lingkaran. Gerak ini disebut gerak semu tahunan matahari. Pergerakannya diikuti planet dan bulan disekitar lingkaran tersebut melewati rasi-rasi zodiak. Disebut semu karena sebenarnya bukan matahari yang bergerak, melainkan bumi yang mengedari matahari. Disebut gerak revolusi bumi. Hal ini jelas kalau melihat tata surya dari jauh. Kita melihat bagaimana planet mengedari matahari, sekaligus berkenalan dengan sifat-sifat planet.

Dari banyak rasi bintang yang ada, terdapat 12 rasi yang dikenal dengan nama ZODIAK. Zodiak ini dikenal oleh bangsa Babilonia sejak abad 2000 SM. Dari zodiak inilah selanjutnya kita mengenal pembagian nama bintang berdasarkan kelahirannya. Dua belas rasi tersebut, adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces. Dan hal ini juga dikaitkan dengan kepercayaan bahwa bintang-bintang itu memberi pengaruh kepada kehidupan manusianya.

Berdasarkan pengamatan pesawat ruang angkasa, Bumi yang kita tempati ini bulat dan selalu berputar. Perputaran Bumi pada porosnya disebut rotasi. Untuk membayangkan perputaran bumi dan terjadinya malam dan siang ambillah sebuah bola. Hadapkan ke arah lampu lalu putarkan bola itu. Lampu berlaku seperti matahari yang menyinari bola bumi. Bola yang menghadap lampu akan terang, tetapi yang membelakanginya terlihat gelap. Ketika bola berputar bagian terang dan gelap akan bergeser. Begitulah terjadinya malam dan siang. Terbitnya Matahari di Timur setiap pagi hari merupakan salah satu akibat dari rotasi Bumi ini.
Jika Bumi berhenti berotasi, dapat dipastikan bahwa satu bagian Bumi akan mengalami siang selamanya, dan malam selamanya pada sisi yang lain. Hal ini tentu saja tidak mungkin, manusia tidak dapat melangsungkan kehidupan dalam kegelapan selamanya, atau sebaliknya : merasakan panasnya Matahari selamanya.

Berdasarkan pengamatan pesawat ruang angkasa, Bumi yang kita tempati ini bulat dan selalu berputar. Perputaran Bumi pada porosnya disebut rotasi. Untuk membayangkan perputaran bumi dan terjadinya malam dan siang ambillah sebuah bola. Hadapkan ke arah lampu lalu putarkan bola itu. Lampu berlaku seperti matahari yang menyinari bola bumi. Bola yang menghadap lampu akan terang, tetapi yang membelakanginya terlihat gelap. Ketika bola berputar bagian terang dan gelap akan bergeser. Begitulah terjadinya malam dan siang. Terbitnya Matahari di Timur setiap pagi hari merupakan salah satu akibat dari rotasi Bumi ini. Jika Bumi berhenti berotasi, dapat dipastikan bahwa satu bagian Bumi akan mengalami siang selamanya, dan malam selamanya pada sisi yang lain. Hal ini tentu saja tidak mungkin, manusia tidak dapat melangsungkan kehidupan dalam kegelapan selamanya, atau sebaliknya : merasakan panasnya Matahari selamanya.
Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.

0 komentar:

Posting Komentar