Pages

Ads 468x60px

Senin, 25 Oktober 2010

Wisata Religi ke Masjid Kubah Emas

Empat bulan silam, tepatnya pada Sabtu 29 Mei 2010, saya bersama si sulung, Rizky, menghadiri acara Milad Pertama Komunitas Blogger Depok. Salah satu agendanya adalah kunjungan ke Mesjid Kubah Emas. Ini adalah kunjungan pertama saya ke mesjid yang megah dan fenomenal tersebut.

Masjid yang terletak di Jalan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, Jawa Barat ini diresmikan pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan pelaksanaan sholat Idul Adha 1427 H, oleh pendirinya Ibu Hj Dian Juriah Maimun Al Rasyid dan Bapak Drs H. Maimun Al Rasyid.



Masjid yang menempati area dengan luas 8000 m2 ini berdiri di atas tanah seluas 50 hektar, dan merupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu bernama Kawasan Islamic Center Dian Al-Mahri. Masjid ini mampu menampung 15 ribu jamaah untuk pelaksanaan sholat dan 20 ribu jamaah untuk pelaksanaan majelis taklim. Kawasan mesjid ini disebut-sebut sebagai yang termegah di Asia Tenggara. Pada hari biasa, masjid dikunjungi oleh 10 ribu pengunjung sementara di akhir pekan meningkat jadi 20 ribu hingga 30 ribu pengunjung. Masjid ini mempunyai tempat parkir seluas 7.000 meter persegi yang dapat menampung 300 kendaraan roda empat atau 1.400 kendaraan bermotor.

Oleh sang pendiri, masjid megah dan indah ini diniatkan tidak hanya menjadi simbol keagungan Islam, namun juga akan berfokus pada pengembangan kebudayaan Islam di Indonesia. Saat ini memang yang baru dibangun adalah masjid yang megah, kediaman pendiri Masjid Kubah Emas, Hj Dian Djuariah Maimun Al Rasyid, serta sebuah gedung serba guna yang dapat digunakan sebagai resepsi pernikahan atau acara lainnya dan taman yang indah luas. Pengembangan berikutnya adalah pembangunan sarana pendidikan berupa pesantren, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, serta pembangunan gedung dakwah sebagai pusat syiar Islam.



Saat pertama kali tiba di sana, kilau emas yang berada pada kubah mesjid ini terlihat bersinar terang. Bahkan dari kejauhan, dari atas bis yang membawa rombongan kami, warna keemasan kubahnya terlihat sangat menyolok. Sungguh mengundang decak kagum. Masjid ini memang beken disebut sebagai Masjid Kubah Emas karena memang kubahnyai dilapisi emas.

Masjid Dian Al Mahri memiliki lima kubah yang merupakan simbol dari rukun Islam. Satu kubah utama dan empat kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2-3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton. Lampu tersebut serupa dengan lampu di Masjid Sultan Oman. Di belakang lampu indah tersebut, langit-langit kubah berganti warna pada setiap waktu salat.

Relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prada atau sisa emas. Di dasar kubah, terdapat cincin dengan aksen warna emas. Di bawahnya terdapat 33 jendela, yang masing-masing dihiasi kaligrafi asma Allah, sehingga Asmaul Husna pun terpampang di tiap jendela.



Masjid ini terdiri dari enam menara (minaret) berbentuk segi enam, masing-masing terdiri dari enam tingkat yang melambangkan rukun iman dan tingginya 40 meter. Keenamnya dibalut batu granit berwarna abu-abu dengan ornamen melingkar pada setiap tingkatannya. Pada puncak minaret terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat.

Tipologi arsitektur masjid-masjid di Timur Tengah memang diadaptasi oleh Masjid Kubah Emas ini. dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Saya menatap takjub bagian-bagian masjid kubah emas ini sembari membayangkan tingkat kesulitan pembuatannya yang konon sudah dimulai sejak 2001. Terlihat jelas, dari ornament maupun relief yang terpatri menunjukkan kemampuan professional pembuatnya.

Ada pemisahan antara pintu masuk pria dan wanita. Juga ada aturan pula bahwa untuk masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat, sehingga kaum hawa yang berkunjung ke sana harus mengenakan jilbab.

Tersedia tempat penitipan alas kaki/sandal dan tidak boleh ditinggal di luar. Ketika saya tiba, sudah menjelang waktu sholat Dhuhur sehingga halaman luar lantai masjid yang diterpa sinar mentari menjadi panas. Pengurus masjid kerap menyiapkan karpet plastik untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid.



Terdapat larangan menginjak rumput yang ada di taman sekitar masjid. Akan tetapi bagi pengunjung yang ingin sekedar beristirahat, di seberang masjid ada ruang serbaguna yang disediakan. Banyak pengunjung yang menggelar tikar di sana sembari menikmati keindahan masjid.

Areal selasar masjid berukuran 45 x 57 m, dan mampu menampung 8000 jamah. Salah satu sisinya berhubungan dengan ruang salat, sedangkan ketiga sisi lainnya dibatasi selasar dengan pilar-pilar berbalut batu granit dari Brasil. Pilar-pilat tersebut membentuk deretan arcade yang seolah menjadi pembatas dari halaman dalam. Ruang utama masjid berukuran 45 × 57 meter yang bisa menampung 8 ribu jamaah.

Bersama anggota rombongan lainnya, saya dan Rizky, menunaikan sholat Dhuhur berjamaah di masjid itu. Keagungan dan kemuliaan Allah SWT sang Maha Pencipta terefleksi secara menakjubkan pada bangunan masjid yang megah ini.

Bagi Anda yang berminat mengunjungi Masjid Kubah Emas relatif tidak terlalu sulit, karena dapat ditempuh dari beberapa arah. Dari arah Terminal Depok, pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat mengambil jalan menuju arah Kecamatan Sawangan. Setelah sampai di pertigaan Parung Bingung, pengunjung disarankan berbelok ke kanan ke arah Kecamatan Cinere, lalu menuju lokasi masjid. Jarak antara pertigaan Parung Bingung ke lokasi masjid sekitar 3—4 km.

Bagi pengunjung yang menggunakan angkutan umum, dari Terminal Kota Depok, dapat berangkat menggunakan jasa angkutan kota (angkot) nomor 03 menuju pertigaan Parung Bingung. Dari pertigaan ini, pengunjung disarankan menggunakan ojek menuju Masjid Kubah Emas. Kota Depok berjarak sekitar 7 km dari Masjid Kubah Emas.

Sedangkan untuk pengunjung yang berangkat dari Terminal Lebak Bulus atau Terminal Pondok Labu di Jakarta Selatan, dapat menggunakan jasa angkutan kota (angkot) bernomor 102 menuju pertigaan Parung Bingung, kemudian belok kanan menuju arah lokasi masjid.

Masjid Kubah Emas dibuka setiap hari untuk umum pada pukul 04.00—06.00 WIB dan pada pukul 10.00—20.00 WIB. Pada hari Kamis, masjid ini ditutup untuk persiapan kebersihan shalat Jumat.

0 komentar:

Posting Komentar